Di dalam perumpamaan itu ada 3 tokoh yaitu bapa (Allah), anak sulung (para imam kepala dan tua-tia Yahudi), anak bungsu (pemungut cukai & perempuan-perempuan sundal). Terjadi dialog antara sang bapa dan kedua anaknya untuk meminta atau menyuruh kedua anak lelakinya untuk bekerja di kebun anggur milik mereka.
(Dalam beberapa terjemahan anak bungsulah yang memerankan peran pemungut cukai dan para perempuan sundal. Tetapi itu tidak mempengaruhi makna perumpamaan ini. Pemakaian anak sulung dan bungsu mengikuti terjemahan LAI)
Sang bapa mengatakan hal yang sama kepada kedua anak lelakinya yaitu agar pergi dan bekerja di kebun anggur. Tetapi respon atau jawaban k3dua anak itu berbeda-beda. Anak sulung menjawab dengan sangat sopan, baik bapa (dalam bahasa yunani menggunakan istilaj kurios atau tuan). Tetapi ia tidak melakukan apa yang diperintahkan bapanya. Hal ini menunjukkan bahwa para imam kepala dan tua Yahudi tampaknya saleh, mengerti dan memahami kebenaran perintah Allah. Responnya yang penuh kesopanan dan keyakinan bahwa ia akan melakukan perintah bapanya. Ternyata mereka hanya sekedar berbicara saja atau hanya omongan doang, hanya manis di bibir saja. Mereka ini mendengar seruan Yohanes pembaptis untuk segera bertobat dan membaptiskan diri mereka (Mrk 1:4) tetapi mereka tidak menyadari kesalahan mereka dan segera bertobat.
Berbeda dengan anak bungsu yang menjawab tidak mau, tetapi kemudian ia menyesali perkataannya itu dan pergi serta melakukan perintah bapanya. Responnya tidak sopan, sama seperti perilaku para pemungut cukai dan perempuan sundal yang penuh dosa. Para pemungut cukai yang menindas orang-orang miskin, menindas rakyat demi keuntungan sendiri. Perempuan sundal juga terbiasa hidup untuk melampiaskan hawa nafsunya. Tetapi mereka mendengar seruan yohanes untuk bertobat, mereka menyesali dosa mereka dan mengubah jalan hidup mereka menjadi sesuai dengan kehendak Bapa. Mereka lebih mudah mendapatkan keselamatan karena mereka mempercayai karya Allah melalui Yesus (Yak 1:22). Contohnya saja Zakheus yang menjamu Yesus di rumahnya dan mengubah hidupnya dengan mengembalikan harta yang diperasnya 4x lipat, ia juga mau membagikan 1/2 hartanya kepada orang miskin (Luk 19).
Dalam hidup kita saat ini sangat banyak seruan Allah kepada kita agar datang kepadaNya dan memohon ampun. Menyesali dosa kita serta mengubah jalan hidup kita. Tuhan memberikan rancangan keselamatan kepada setiap orang yang benar-benar dan sungguh-sungguh menyesali dosanya serta mau mengubah jalan hidupnya.
Bisa juga kita mengaplikasikannya kepada hubungan orang tua dan anak, dimana anak sering hanya mengiyakan perintah dan nasehat orang tuanya saja, tetapi tidak melakukannya. Tetapi akan lebih baik jika seorang mengiyakan nasehat dan perintah orang tuanya dengan kata-kata yang sopan, sekaligus melakukannya. Menjadikan firman Allah dan nasehat orang tua sebagai pedoman dan pagar yang mengingatkannya untuk tidak mudah terpengaruh memasuki pergaulan bebas dan tidak sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar